friendship

friendship
persahabatan membuat kebahagiaan di selurh dunia

siapa sahabat terbaikmu..

Jumat, 30 Desember 2011

STORY 8

Berawal dari Tahun Baru 2012..

Semua rencana tersusun rapi, ya.. hampir semuanya. Tidak terkecuali persiapan untuk "menyelesaika" banyak hal. Berawal dari beribu masalah diakhir tahun yg telah menimpaku, dan masalah-masalah itu telah membentuk diriku. Aku sendiri apakah aku sudah menjadi kuat atau malah bertambah sangat lemah. Saat ini lah aku sangat ingin berbuat kebaikan, walau aku sebenarnya butuh seornag teman. Yang teman yg dapat membantuku untuk membagi kebaikan-kebaikan ini. Atau aku memang tidak harus membutuhkan teman, ya.. harus bekerja sendiri. 
Saat ini semakin berubah, saat aku dapat telpon dari dokter dengan berita CT-Scan otak ku. Beliau hanya banyak berharap aku cepat mengambil keputusan kedua kemarin, yaitu aku harus operasi. Namun, sudah kubilang aku akan baik-baik saja. Aku memang keras seperti ayahku. Dan aku yakin.. karena itulah aku mengambil keputusan yang berbeda. 
Ibu, juga hampir setiap malam menelponku. Namun, aku sadar aku harus selalu terlihat baik-baik saja didepan beliau. Bukan aku harus berpura-pura, namun aku hanya harus tetap menjaga hati dan raga ibu. Karena dia lah satu-satunya orang tua yang masih ada sekarang. 
Aku, selalu berpikir aku selalu membutuhkan sahabat untuk menjalankan semua misiku, tapi aku ternyata juga butuh berjalan sendiri. Karena, sahabat juga punya kehidupan mereka sendiri. Dan aku tidak ingin pertemanan hanya berdasarkan rasa kasihan yang mendalam. Karena itu, aku selalu ingin membuktikan aku lebih baik dari mereka. Jujur, situasi sekarang sungguh sangatlah berbeda, dimana sahabat dekat ku ya,, saudara satu kamarku telah berubah. Dan dia selalu diam, seakan-akan aku telah melakukan kesalahan fatal padanya. Kenapa aku berfikir seperti itu? Karena dengan orang lain siakpnya sangat ramah. ya.. sangat berbeda.
Awal tahun kunikmati dengan dada sesak. Karena, ini mungkin Tahun-tahun terakhirku bersama semuanya, dan aku harap dapat menyelesaikan beberapa hal dengan baik tahun ini, aku juga akan membantu kawan yg bermimpi kejepang, aku akan menjadi sahabat motivator, walau aku juga ingin lagi. TApi, aku harus menyerah lebih dulu. KArena aku sudah sangat merasakan perubahan yang besar dalam diriku, saraf-sarafku, dan semua organ dalam tubuhku. 
Senyum untuk tahun ini, aku persembahkan untuk membantu mereka dan tidak akan merepotkan mereka, karena itu aku menulisnya di facebook dan twitter ku.. Kata maaf, dan tidak akan merpotkan orang lain, itulah dua kata dasar yang sering aku lakukan pada orang-orang terdekatku, Aku sayang kalian.. dan aku juga sayang diriku sendiri... 
JIKA AKU BERBEDA, SESUNGGUHNYA AKU TIDAK BERUBAH TAPI KARENA SUASANA YG MENDESAKKU UNTUK BERBEDA.....! 

Kamis, 29 Desember 2011

STORY 7

    Tengah malam ini, dadaku terasa sangat sesak..Aku menangis bukan karena sakit tapi karena ingin semua hal menjadi seperti biasanya. Aku selalu betanya apakah aku salah? Dimana kesalahanku itu ? Maaf jika aku tidak dapat mencarinya, tapi jika kau tau itu. Tolong katakanlah.. itulah yg sebenarnya selalu ada dalam benakku. Aku yakin seorang sahabat tidak akan diam saja. 
      Aku hanya ingin seperti mereka yg selalu kau anggap ada, bukannya aku hanya menjadi bayangan yg tidak terlihat. Aku selalu ingin hidup, membuat orang bahagia. Selama aku masih bisa. Namun, jika begini aku tidak akan merasa bahagia. Ya, walaupun selalu dapat tersenyum, itu tidak yang sebenarnya. Bagaimana rasanya menjadi orang asing, memang sangat mudah memperlakukannya seperti itu?. Tapi ingatlah yang merasakan ini adalah aku.
      Aku tidak ingin merasa kesepian lagi, tidak ingin kehilangan lagi, tidak ingin semuanya tidak baik sampai aku beranjak dewasa. Aku hanya punya waktu sedikit, ya..sedikit. Aku tidak bermaksud mengecewakan, tapi aku hanya bermaksud membantu menjadi baik.
       Aku tida pernah menyalahkan siapapun, tapi aku pasti akan terus menyalahkan diriku sendiri. Apakah aku memang tidak pantas untuk punya seorang teman. Apakah aku memang tidak pantas menjadi seorang teman. Apakah aku.. ya.. dimana salahku? Ya, Allah.. berjawaban atas semua ini. Tidak ingin terulang kedua kalinya.
       Ayah seandainya kau disini, aku ingin bicara denganmu.. Aku ingin kau memberikan aku kekuatan seperti dulu, disaat aku dalam kesendirian. Tapi itu tidak mungkin, Aku harus menguatkan diriku sendiri. Apa aku sekarang masih terlalu lemah ya Allah..
      Di saat kita tidak pernah dianggap ada oleh orang lain ? Sangat sedih.. ya sangatlah sedih.. Apalagi bagiku, sudah cukup aku dg tidak punya saudara, malam-malam selalu duduk dikamar kecil sendirian. Ya.. selalu setiap malam.
       Aku sangat tidak tahan, dengan ketidak mengertianku, aku cuma ingin bermaksud baik, makanya aku selalu mengingatkan. Aku tidak ingin melihat salah satu merasa susah. Maaf aku harus menuliskan hal ini. Karena saat ini lah dadaku terasa sangat sesak, dan aku tidak dapat menahan air mata ini. Aku tidak lemah, tapi kau hanya merasa bersalah. ya.. sangat bersalah.
        Malam syahdu
        Aku berjalan diantara semak belukar
        Aku merangkak agar tidak terkena durinya
         Saat aku ingin berdiri, satu duri menusuk dalam jiwaku yg selalu sendiri
        Ingin sekali aku mencabutnya, tapi duri itu terus menancap selama tidak ada yang membantuku
        Aku, ingin menagis ini sesak didada, tidak ada alasan yg tepat,
        Bukan kaena duri
        Tapi karena persahabatan.
       Aku akan menyapa, selalu baik. Walau aku harus menangis setiap malam karena aku sudah dianggap tidak ada. Ya.. nantinya aku juga tidak akan pernah ada lagi. Selamanya..

Rabu, 28 Desember 2011

STORY 6

   Saat yang tepat dimalam yang selalu diguyur hujan, ya.. seperti malam ini. Aku juga sedang merasa suntuk dengan kondisi sekarang, kali ini bukan karena penyakitu  tapi dengan sebuah keluarga kecil, keluarga tanpa hubungan darah sedikitpun. Aku selalu menjadi orang yang selalu memperhatikan orang lain, ya.. walau cukup dipandang orang itu gak begitu penting. Tapi bagiku, melihat seseorang dapat bahagia tanpa membuat satu kesalahan pun, itu akan terlihat lebih bagus. Apa aku salah ? ya,, itulah yang akan selalu aku tanyakan pada diriku, jika tiba-tiba seseorang hanya diam padaku, tidak menanggapi pembicaraanku, menganggapku tidak ada, padahal aku ada didekatnya. Aku tidak akan pernah menyalahkan seseorang itu. ya.. itu lah aku. Seperti kata ibuku " Kau terlalu baik, seakan-akan itu yg akan jadi kelemahanmu."
    Bagaimanapun juga jika hal itu terjadi, maka aku akan merasa lebih dari siapapun. Karena, sudah cukup aku dulu untuk sendiri, ya.. setiap malam ditengah kesuntukan, hanya dg bermain basket didekat rumah, Saat ibu yg aku anggap bisa menghiburku, sedang tidak ada, dan sejak ayahku juga tidak akan pernah kembali lagi. Aku sebenarnya mencoba untuk tidak terjadi lagi hal yang seperti ini. Namun, ya sekrang aku merasakan hal yg sama kembali. Tapi kali ini, berbeda, ya,, aku dulu selalu menangis sendiri setelah bermain basket, sekarang aku hanya sesak dan tidak akan menangis lagi. hehe (ya,bukn anak kecil lagi kan)
    Di saat aku tidak berani mengatakn, apakah aku salah dg seseorang itu? selama itu lah aku selalu merasa kesepian. Tapi kali ini, kasus yg berbeda, aku hanya ingin merubah yg aku ingat dalam diriku begitu buruk. Ya.. karena seseorang ini, pernah mengatakan urus-urusanmu sendiri, dan jangan mengurus urusan orang lain. Dan kata-kata itu benar-benar merasuk kedalam hati dan pkiranku. Rasanya seperti sengatan listrik perlahan-lahan mengerangkan rasa sakit. Mengapa begitu ? Ya, karena aku tidak pernah mendengar kata-kata itu selama jalan hidupku, dan itu muncul sekarang. Sebenarnya aku hanya peduli, tapi ternyata ini hanya di anggap gangguan besar bagi seseorang. 
     Aku, sekarang belajar menjadi seseorang seperti yang dikatannya itu, ya.. aku ini memang bukan siapa-siapa bagi semua orang. Aku sadar, aku sudah lahir, dan itupun sendiri. Sampai kapanpun, aku hars kuat dalam kesendirian. Aku sering sadar ini terlalu salah, jika aku membiarkan orang lain dalam kesalahan, namun ternyata sikapku itu selalu dianggap salah. Dengan menghabiskan waktu, ya,, hanya dua hal sekarang yg harus ku jalani, dan aku bertahap menjalaninya. Aku,kampus dan tulisanku,.. tak ada sahabat, dan tak urusan orang lainpun. Setiap malam aku mencoba mencoba menghabiskan waktu dikampus, sampai kantuk menyapaku, baru aku kembali kerumah dan tidur. Pagi sampai maghrib juga akan aku habiskan dikampus. Aku merasa tidak ingin kembali kerumah sementara ku. Bukan ingin pergi dari rumah itu, tapi hnya tak ingin menyakiti perasaanku sendiri. Terhadap sahabat sendiri. 
     Kali ini kau memang harus belajar, untuk diam, walaupun itu bukan aku yg sebenarnya. Aku bukan merasa kalah dengan kata-kata diatas tadi, tapi aku hanya ingin orang baik padaku, dan aku baik kembali padanya. dan tidak membuat seseorang merasa tidak nyaman. Yah.. biarlah aku yg merasa tidak nyaman, asal orang lain tidak.
    Aku tidak berharap aku meningggalkan hal tidak baik, pada diri seseorang .. apalagi sahabtku sendiri.

Malam semakin larut, dan hujan terus berduyun-duyun,, tidak kalah hawa dingin menyelimuti kulitku. Saat kutulis hal ini. Saat inilah kau benar-benar merasa sedih. Ya.. aku merasa sendiri Saat dirumah manapun. Baik dirumahku sendiri, itu sudah pasti. Apagi disini (rumah sementara).
     Setiap hari, selalu berharap menyapa dan menanggapi sapaanku. dan juga tersenyum. Memberikan semangat.. 
        Saat seseorang mengatakan sahabat itu tidak terlalu penting, kdang itu benar.. kadang itu juga sangat salah.. Aku masih belm memutuskan apakah mengatakan benar atau salah...

        Dari setiap malam, aku belajar.. aku hidup mungkin hanya sebentar lagi sobat, aku ini tidak ingin menjadi diri yg lain. Tapi aku harus menjadi diri yg lain. Aku ingin mengembalikan semuanya, dan ingin kita semua belajar, bahwa berteman itu untuk memajukan, bukan untuk mengahalang-halangi. 
      Saat ini dan sampai kapanpun aku ingin.. semua bahagia.. 


Jumat, 02 Desember 2011

STORY 5

Kesendirian...
Hari itu, aku hanya bermaksud baik pada semua orang yang mengenalku. Namun, semua itu ternyata salah bagi mereka. Aku hanya ingin mereka belajar, menghargai dan memikirkan semua hal demi kebaikan bersama. Saat dianggap salah, saat itulah aku tidak pernah disapa oleh satu sahabatpun, aku sebenarnya hanya ingin mereka tidak melakukan hal buruk lagi untuk orang lain. Ya, walaupun pada saat itu mereka timpakan hal buruk itu kepadaku. Aku masih mencoba untuk bersabar, dimana aku terus mencoba diam. Saat mereka meninggalkanku, ketika aku medekati mereka. Saat itu aku sadar, aku ini bukan siapa-siapa bagi semua orang, ya.. kita ini awalnya bukan siapa-siapa. MAlam, itu aku berpikir, "Allah pasti mencoba jalanku lagi.., supaya aku sadar, aku memang dilahirkan tanpa saudara,. Begitu juga ayah dan ibu, yang sibuk membuatkan sangat jarang bertemu mereka, walau sewaktu kecil aku sering bertemu mereka. Aku tidak punya sahabat, aku dulunya tidak pernah punya teman. ya.. dulu aku melankolis, sewaktu aku ada ,aku seperti tidak ada, dan sewaktu aku tidak ada, yang aku memang tidak pernah ada. Temanku hanya ayah, yang mengajak berlibur, setiap akhir pekan.
Sekarang kau bertemu dua orang teman, dimana mereka mengatakan tidak membutuhkan sahabat, karena mereka bilang, sahabatku adalah orang tuaku, sahabatku adalah musik. Aku mencoba mengerti pola pikir mereka, karena aku sendiri selalu mencari sahabat sejati. Dan apa yang aku rasakan sekarang dalam kesendirian. Awalnya aku menolak semua pemikiran mereka itu. ya.. namun, pelan-pelan aku mengerti..
Kadang semua orang itu, merasa dia akan mendapatkan seorang teman jika dia selalu baik kepada semua orang. Namun, itu tidak semuanya. Karena aku yakin, ada beberapa orang yang awalnya mengatkan ya,,dan baik.., itu kadang mereka selalu dengan mudahnya melupakan jawaban mereka itu. Padahal itu, jawaban yang mengubah jalan hidup mereka. Aku mengerti laki-laki kadang tidak memikirkan perasaan, dan itu memang benar. Aku pernah bertanya pada sahabatku, tentang empati dan simpati.. , dan mengapa aku menanyakan hal itu, karena. Dia merupakan koleris sempurna dan tidak dapat menyeimbangkan perasaan yang dia miliki , ya.. aku tau itu. karena dia sudah terlalu teman dekat denganku.
Lalu diapun menjawab, simpati itu adalah kita dapat merasakan apa yang telah dirasakan oleh orang lain, dan emapti itu,,, aku belum tau..., Ya.. sebenarnya empati adalah terusan dari simpati itu sendiri, dimana aku tau dia pasti tidak akan pernah mengerti karena dia, tidak melakukannya setiap saat. Empati itu, adalah tingkahlaku dari simpati, ya,,kerjanya.., itu lah yang membuat manusia lebih baik dari binatang, lebih sensitif,
Aku bicara tentang manusia,mengapa ? kadanga manusia itu sendiri kadang lupa apa yang ada disekitarnya.

Bukannya ingin dimengerti, tapi belajarlah dari kehidupan. Kadang kau tidak pernah mersakan dan menikmati hal itu, yang tidak sadar selama ini telah kau lakukan.

Kembali, mengapa tidak membutuhkan teman,atau sahabat?
Hanya terlihat baik dari luar, namuan akan menghancurkan dari dalam, dan itu akan sangat menykitimu, ketika kau ingin dia selalu baik. Padahal kau sendiri, sudah mencoba selalu baik padanya, menjaganya, dan perasaannya, menghargainya.., dan lebihnya "kepercayaan".

Sabtu, 26 November 2011

STORY 4

Setelah pemeriksaan , karena hasilnya harus ditunggu dalam beberapa hari. Maka kami memutuskan untuk kembali ke rumah dahulu. Karena nanti katanya akan datang surat pemberitahuan.
Sejak saat itu, aku berpikir bahwa ini adalah yang sangat serius dalam hidupku. Sejak saat itu aku mulai rutin untuk memeriksakan diri, dan itu demi kebaikan jugakan. Sampai suatu malam, aku harus tidur dirumah sahabatku karena malam itu kami akan lembur , karena untuk persiapan lomba arsitektur. Saat itu ayah sedang dalam kondisi sakit, ya.. penyakit asam uratnya dan diabetesnya mulai meningkat. Sedangkan saya, saat -saat itu   kadang terlalu fokus dan lupa untuk memperhatikan ayah. Ya.. awalnya memang ayah juga yg menyuruh aku untuk tetap fokus. Karena dia memang sudah tau, kalau aku sangat menyukai arsitektur. Beberapa hari sebelum aku berangkat untuk perlombaan, aku menemani ayah dirumah. Ayah masih tetap sakit, dia yang dulunya gemuk sekarang tampak kurus. Masih, ingat suatu malam,ayah banyak berbincang denganku saat aku temani duduk di teras. Sambil memijit kaki ayah, saya mendengarkan beberapa pesan ayah yang masih saya ingat sampai sekarang, "Maaf nak, ayah sekarang tidak dapat menjagamu lagi, ayah, yakin, anak ayah pasti suda jadi orang yng kuat sekarang, pasti sudah menjadi lebih dewasa, dan bisa menjaga ibu, jangan askiti hati ibu, jangan juga membohongi dirimu sendiri,nak. Ayah tau kamu ingin seperti anak-anak yang lain kan?." Aku hanya menganggguk. Lalu ayah meneruskan pembicaraannya. "Tapi anak ku, jadi dirimu sendiri itu lebih baik, jangan suka meniru orang-orang, kamu punya kelebihan besar sebenarnya, tidak sperti orang lain., kamu itu lebih mengerti keadaa sekitar dari pada orang lain. Ayah lihat kamu, dapat memberi semangat kepada sahabatmu, memberi nasehat, teman berbagi, dapat memnyalurkan hobbym, itu baru anak ayah,. Ayah hany berharap kamu tetap jadi dirimu sendiri, jangan lupa kamu juga milik Allah, jadi selalu bersyukur, ya..". Aku terus mendengarkan ayah, kulihat ata beliau berkaca-kaca. Aku sempat berpikir, aku seperti waktu kecil dulu, selalu mendengarkan wajengan ayah. Karena aku sadar, sejak aku tumbuh dewasa, aku kadang lupa untuk sesekali lebih dekat dengan kedua orang tua. Lalu ayah melanjutkan "Nak, ayah tau kalau kamu sedih, kalau kamu senang, makanya kalau kamu sedih, ayah selalu ajak kamu keluarkan, coba lihat bintang malam ini. Tidak ada kan, itu karena langit kadang sejak ayah dari kecil, lebih mengerti perasaan ayah, ayah dulu anak paling ke 4 dari 6 bersaudara, tapi ayahlah yang selalu membantu kakekmu dan nenekmu, karena kalau bukan ayah siapa lagi. Jadi saat ayah sedih, atau senang , ayah selalu memandang langit.." "kenapa?" tanyaku pada ayah.."kenapa? karena ayah dulu tidak pernah dekat dengan orang tua, karena mereka sibuk, dan saudara ayah juga sibuk sendiri. Jadi, ya.. langit itu lah teman ayah, maksud dari langit itu adalah hanya Tuhan anakku. Kalau kamu sedih, kamu harus berdo'a pada-Nya, kalau kamu senang kamu juga harus berdo'a pada-Nya. SAtu lagi, jangan lupa teruslah membaca Al-Qur'an, kenapa ayah selalu keras , dan membuatmu menangis kalau belajar mengaji, karena ayah, tidak ingin anak ayah, tidak bisa, dan buta dengan agama, ayah tidak ingin anak ayah , jadi anak yang tidak karuan."  Aku melihat ayah, mulai meneteskan air matanya, dan aku juga ikut mulai sedih. "Nak, jangan kamu sia-siakan ya, ajaran ayah selama ini. Kamu bisa mengaji, ayah ajarkan wushu, ayah ajarkan menulis, ayah ajarkan bekerja, ayah juga mengajarkan menghormati." "Iya yah, ayah banyak mengajarkan banyak hal padaku". sahutku memotong pembicaraan ayah. "Nak, jangan lupa , jaga ibumu dan dirimu sendiri. Jaga orang disekitarmu tetap tersenyum, jika mereka tersenyum berarti mereka merasa nyaman,". Banyak lagi pembicaraanku dengan ayah diteras malam itu, Saat itu lah malam terakhir aku dengan ayahku. Karena malam selanjutnya, ayah sudah menghembuskan nafas terakhirnya, dan saat itu aku juga berada disamping ayahku yang baru beberapa jam masuk rumah sakit.

Sekarang, aku sudah hidup 20 tahun, Banyak sekali pejaran dari ayah dan juga ibu,. Dan aku sekarang harus meninggalkan ibu sendirian, untuk kuliah, Walau hanya berbeda kota, sekitar 4 jam perjalanan pulang dan pergi. Tetap saja aku harus mandiri. Awalnya ibu, memberikan aku pilihan, mau menruskan kuliah atau tidak., karena aku tau, ibu selalu saja khawatir dengan keadaanku.Tapi aku beri beberapa keyakinan dan penjelasan pada ibu, walau awalnya itu sulit, tapi akhirnya ibu pun, berani melepaskanku. Sampai sekarang aku, harus melakukan chek up rutin setiap bulan.  Namun, itu tidak mematahkan semangatku untuk tetap bercerita dan menjalani ceritaku seperti apa yang terlah di tuliskan Allah di Lauhul Mahfudz. Motivasi, yang selalu ditularkan ayah kepadaku dan kegigihan yang ditularkan ibu kepadaku, itu terus menjadi kekuatanku. Karena aku yakin, aku dapat menjadi anak yang berguna bagi mereka, dan selama restu mereka mendekap jiwaku, saat itu lah aku benar-benar mampu melakukan hal yang baik. Pertama kali melangkahkan kaki, diperkuliahan. Aku belum yakin sekuat apa aku, seperti yang ayah katakan dulu. Aku harus hidup sendiri, tidak hanya menunggu bulan dari ibu, tapi aku juga berusaha meringankan ibu, tidak punya teman satupun ditempat asing ini dan memulai semuanya dengan hal baru pernah aku lakukan, yaitu kemandirian. Aku harus menjaga diri sendiri. Akupun bertemu teman-teman yang awalnya sangatlah asing bagiku, tidak pernah mengenal mereka. Sama sekali. Ya.. mereka adalah teman-teman di jurusan perkuliahanku sekarang, Ananlok@. Itu sebutan keluarga kami sekarang ini. Sekarang aku, harus bertemu dengan mereka hampir setiap hari. Awalnya mencoba, beradaptasi dengan mereka, yang sebenarnya juga tidak pernah mengenal satu sama lain. Perlahan aku malu, pada mereka, karena aku tau, aku anak manja, anak yang punya kekurangan, tidak sepertimereka. Namun, akhirnya aku mulai merasakan kekeluargaan. Mereka menerimaku apa adanya.., ya.. aku sangat senang.

Berjalan beberapa waktu, aku terus merasanyaman dengan mereka semua. Karena, jika bukan mereka siapa lagi temanku disini. Tapi satu hal, yang aku putuskan untuk kusimpan pada mereka. Yaitu keadaanku yang sebenarnya. Karena aku ingat pesan ayah "Jangan berteman dengan rasa kasian, tapi bertemanlah karena kau benar-benar merasa nyaman nak,". Itulah yang selalu pegang kepada semua temanku. 

Kamis, 24 November 2011

STORY 3

Sejak SMA aku merasakan hal yang berubah dari kondisiku, satu tahun masih sehat seperti yang lainnya. Namun, satu saat sehabis mata pelajaran olahraga, kepalaku merasa pusing dan sangat pusing. Mual juga mulai  aku rasa saat itu. Setelah ganti pakaian, akupun berlari menuju kamar mandi sekolahku, baru sampai di depan pintu, hidungku mengeluarkan darah dan aku pun meuntahkan darah. Kepalaku semakin, sakit. Hal itu benar-benar mambuatku menangis menahan sakit itu, untung sja tidak ada orang yang masuk kekamar mandi saat itu. Degan mengatur nafas sebentar dan memijit-mijit kepala. Setelah beberapa menit kemudian, aku sudah merasa baikan. Aku basuh wajahku yang penuh dengan darah, walau hidungku masih mengeluarkan darah saat itu, baju putih yang terkena sedikit noda itu, juga aku cuci dengan sedikit air, agar tidak tampak. Aku pun berjalan keluar kamar mandi dengan sedikit kepala terhuyung karena agak pusing."Baru kali ini aku merasakan hal yang sesakit ini" kataku dalam hati.
Akhirnya, malam itu pun aku berangkat kerumah sakit untuk memeriksa apa yang aku alami. Ternyata dirumah sakit dikotaku tidak punya alat yang lengakap. Jadi, aku dianjurkan untuk memerikasakan diri di rumah sakit Banjarmasin. Akhirnya ayah dan ibupun menyusun rencana untuk berangkat besok pagi. Malam harinya, sehabis makan malam bersama ayah hanya diam, dan ibu juga hanya diam. Malam itu makan malam begitu sepi, tidak ada lelucon dari ayah lagi. Wajah ayah terlihats serius denga kaca matanya, ayah duduk dikursi pelataran rumah, sambil membuka laptopnya dan sepertinya sedang menggunakan internet, tidak tau apa yang sedang dia cari. Aku hanya ikut duduk diluar dan mengerjakan PR ku. Sekilas ayah memandang kearahku, lalu berkata "Jangan paksakan terlalu serius dulu belajar, bawa istirahat saja malam ini.., sudah, masuk sana,". Aku hanya diam, dan terus asyik dengan PRku, karena ku tau ayah jadi begitu aneh malam ini, karena kejadian yang aku ceritakan kemarin. Tidak pernah ayahku melarang aku belajar., dan tidak pernah juga ayah menyuruhku masuk kedalam rumah, kalau aku lagi didekatnya, dia pasti punya macam-macam cerita untuk diperbincangkan. Dan sebenarnya aku masih belum mengerti satu hal, mengapa selama ini jika aku asakit , ayahku merasa bersalah sangat luar biasa ? dan aku belum mengerti apa yang terjadi padaku sekarang dan dari dulu? Karena tidak ada penjelasan apapun lagi, setelah pertanyaanku dulu waktu kecil.
"Nak, sudah masuk sana, besok kita berangkat ke Banjarmasin, ayo..tidur sana sudah jam 10..", Aku juga sudah menyelesaikan PR ku, jadi aku masuk saja kedalam rumah menuruti kata ayahku. Aku masih merasa aneh dengan sikap ayahku. Aku berjalan menuju kamar, tiba-tiba aku tidak sengaja melihat ibu ku menangis, setelah sholat isya, aku melihatnya karena kamar ibuku pintunya sedikit terbuka. Aku bingung apa yang ibu tangiskan pada saat itu. Akupun lalu masuk kekamarku sendiri. Aku membaringkan tubuhku ditmpat tidur, sambil memandang langit-langit putih diatas kamar, aku jadi berpikir. "Malam ini sunyi ya, ayah sedang sibuk, ibu mengapabersedih ? dan semuanya diam saja, gak ada lagi canda sedikiiiit saja, tetap gak ada". Aku terus berpikir, apa ini akan sampai besok ya, wah gak asik jadinya. Aku pun juga terpikir, baru kali ini aku akan periksa kesehatan yang lebih intensif, sebenarnya apa yang aku derita ya.

Pagi pun datang menyapa dengan dinginnya, itu lah cirikhas dari kotaku,. Tidak salah sepertu orang bilang "Bandung van borneo". he Aku dan kedua orang tuakupun berangkat menuju Banjarmasin. Diperjalanan, ayah dan ibu asik sekali berbincang tenag sesuatu hal, karena saat itu aku tidak mendengar apa yang mereka perbincangkan. Karena aku lagi asyik, membaca buku dan mendengarkan musik dikursi belakang. Akhirnya kami pun sampai dirumah sakit. Ternyata dokter yang akan memeriksaku itu adalah sahabat karib ayahku dari kecil sejak di Bandung. 

Rabu, 23 November 2011

STORY 2

Malam itu di rumah sakit, ayah dengan tangannya yang masih terbabat dengan perban dan kayu penopang, ikut tidur dikamarku. Aku masih belum dapat bergerak sedikitpun. Dokterpun datang, beliau ternyata juga teman lama ayahku. Beliau adalah dokter organ, dan seorang lagi dokter saraf yang tak kalah tua dari dokter organ itu.he. Datang memeriksa keadaanku saat itu. Setelah beberapa menit berlalu akhirnya laporan lab dan hasil periksa awal dari dokter pun  keluar. Ayahpun dan ibu dipanggil keruangan dokter. Tidak begitu lama, mereka kembali dengan didampingi dokter dan perawat. Aku lihat wajah ayah begitu sayu dan mata beliau berkaca-kaca. "Maafkan ayah nak, ayah minta maaf.. semuanya salah ayah..," ayahku datang dan lansung memelukku. Ibu yang berdiri dibelakang, hanya menangis kecil sambil memeluk tante yang ada disampingnya saat itu. Aku hanya diam, dan bingung dengan apa yang terjadi. Malam itu, Apa yang dikabarkan dokter , pada kedua orang tuaku..? Apa ini tentang keadaaku, ya.. bagaimana keadaanku..?

Hampir 1 minggu aku berbaring, ditempat tidur, Namun, syukurlah aku sudah  mulai dapat berbicara.  Perlahan-lahan badanku yang dulunya masih lemah, sudah dapat digerakkan. Aku mulai berlatih melambai, aku merasa sepeti orang lumpuh saja, Dan setelah itu kakipun mulai berlatih bergerak dan berjalan. Selama 1 bulan aku, harus berada dirumah sakit, dan satu bulan latihan bergerak dirumah. Sampai akhirnya aku, dapat kembali bergerak dengan normal. Aku bisa berlari, bermaind dengan teman-teman lagi. Dan itu sangat menyenangkan.

Suatu malam, kau teringat. Ayah dan ibu belum menjawab pertanyaanku dulu, sejak berada dirumah sakit. Saat makan malam, akupun menanyakan hal itu kembali. Makan malam yang seblumnya asyik mendengar cerita ayah tentang pekerjaannya, Tiba-tiba saja terdiam sunyi, setelah aku bertanya tentang hal itu. Ayah hanya diam, dan terus makan. Dengan cepat beliau menyelesaikan makannya. Aku menjadi bingung kembali, karena tidak ada menjawab pertanyaanku itu. Lalu ibu berkata "dit, habiskan makanmu dulu,, lalu cuci tangan nanti mama ceritakan". "Iya mam" jawabku.
Ternyata ayah sudah berganti pakaian, "Dit, ayo ikut abah jalan, malan ini abah gak ada kerjaan..",. Aku pun menurut. Dari balik dapur, sambil mencuci pring sehabis mkan, ibu melihat kami berdua berjalan menuju pintu. "Jangan pulang kemalaman ya,bah.". "Iya, ma" sahut ayah. Hanya berjalan kaki, karena rumah kami tidak jauh dari tempat-tempat penting dikotaku, seperti pasar,cafe, taman,.
Ayah mengajakku ketaman bermain, dengan membelikan aku es krim coklat, yang sangat aku sukai., Kami duduk dibangku taman. dan aku duduk di samping ayah. Sambil menonton orang-orang yang lagi foto dan bermain dengan keaksihnya, anak-anaknya ditaman itu. Aku duduk sambil mengayunkan kakiku, yang masih kecil, karena aku masih kecil.he Ayah, menunjuk kelangit "Nak, coba lihat itu bintang apa ?.." seperti yng biasa ayah lakukan dibelakang rumah dipondokan kecil yang kami bangun berdua. "Hmm, itu cancer kan, bah. Ada tiga bintang kecil yang membuat satu garis." itu yang dulu pernah ayah katakan padaku dan malam itu aku menirunya. he "Wah, pinter kau nak,.". "Dengar baik-baik ya, ayah ingin jawab pertanyaanmu tadi waktu makan malam". Padahal aku lupa, tentang pernyataan, saat itu. "iya, bah..". "Ayah, yakin anak ayah ini pasti orang yang paliiing kuat didunia, orang paling hebaaaat, didunia ini nantinya, ya..". Aku hanya memangdang ayah dengan kebingungan. "Terus, kemarin dokter bilang dengan ayah, kalau kepala didit ada terbentur dan itu penyebabkan ada serangan dari penyakit nantinya, jadi anak ayah, harus jaga kepalanya baik-baik ya.." Ayah menjelaskannya sambil, melambai-lambaikan tangannya, untuk menggambarkan apa yang dia jelaskan agar aku mengerti. "Serangan, bah,,?". "Iya, serangan pasukan penyakit yang bisa membuat didit sakit, jadi didit harus menyiapkan senjata sekarang, ayah juga akan bantu. ya.." Jelas ayah dengan matanya yang berkaca-kaca. "mmmm.. iya yah" jawabku, walaupun hanya sedikit yang kupaham saat itu tentang penjelasan ayah. Tiba-tiba ayah mengalihkan pembicaraan, beliau lalu bercerita tentang orang yang selalu senyum itu akan selalu sehat dan makna bintang cancer itu. Itu adalah bintangku ternyata..,he
Tak terasa hampir jam 10 malam kami berduduk di taman, aku sempat berbaring karena sudah mengantuk. AKhirnya ayah membawaku untuk pulang kerumah. Sesampai dirumah, kulihat ibu masih didepan televisi, kulihat mata ibu memerah. Tapi karena kau ngantuk sekali, jadi aku langsung saja beranjak kekamar. Sebelum tidur, ibu datang kekamar. Dan seperti biasa,,, satu cerita lagi sebelum itdur, Tapi ternyata ibu tidak bercerita malam ini. "TIDur ya, nak.".. Namun, ternyata ayah, yg akan memberikan cerita kepadaku.Ayah bercerita tentang hantu,, dan hewan-hewan yang bisa bicara, itu lah yang tidak aku suka kalau ayah bercerita.. ya.. cerita hantu...he, Mata ku mulai sangat mengantuk, dan sambil terpejam,ayah yang sudah selesai bercerita, mencium keningku, aku padahal masih sadar saat itu. "Maaf ayah nak, karna ayah kamu hars mengalami hal ini., "kata ayah didekatku. Mata ku sambil mengintip ayah, ternyata ayah menangis. Lalu dia beranjak keluar kamarku, dan mematikan lamputerang dan diganti dengan lampu tidur yang berbentuk kodok hijau. Akupun tertidur, walaupuntidak bertanya apapun, karna dulu aku tidak terlalu mengerti.

Sabtu, 19 Maret 2011

STORY

Dimulai dari banyak ceritaku, semenjak kecil dilahirkan sendiri, bermain sendiri, tertawa sendiri karena teman khayalan,. Disetiap malam selalu saja merasa kesepian, ya... sebuah kesepian yang tidak terucapkan. Begitu pula semuanya bertambah terbuka, saat ayah dipanggil lebih dahulu oleh sang Khalik. Aku sangat merindukan, semuanya itu. Punya saudara, kembali punya sahabat seperti ayah.
Sejak telah dikirimkannya surat yang berlapis amplop besar itu, semuanya berubah. Semuanya tidak lagi begitu memberikan warna cerah pada kehidupanku. Ya.. memang aku mencoba menjalani semuanya seperti semua orang , tetapi aku sadar , aku mempunyai sebuah batasan besar. Batasan yang membuatku berpikir dua kali atau malah aku harus berpikir lebih.
Telah tertulis, Sklerosis multipel... dengan cetakan tebal menjadi perhatian besar didalam surat itu. "Ayah, ternyata yang kau katakan benar, aku juga akan sepertimu.. Tapi kau selalu melarangku seperti mu, ternyata ini lah alasanmu, mengapa kau tidak pernah memanjakanku walaupun aku anak satu-satunya darimu, mengapa kau selalu memebuat banyak peraturan ketat didalam hidupku." Aku hanya dapat berharap dan berikhtiar, karena aku yakin Allah tidak akan menyulitkanku dalam hidupku, ini ujian ataupun sebuah cobaan, aku tetap akan bertahan. Memberikan semangat kepada diri sendiri, sama saja aku harus memberikannya kepada orang lain.
Sekarang aku sudah banyak menjalani banyak kisah didunia ini, walau serkarang ceritaku masih sampai cerita aku menuju kedewasaan. Karena sekarang aku masih berumur 20 tahun bertepatan bulan Juli kemarin. Aku sebenarnya telah digerogoti suatu penyakit yang semua orang tidak mengira dan atau mungkin semua orang tidak ada yang tau. Ya.. sebuah penyakit atau lebih gangguan yang diberikan oleh Allah, berupa penyempitan pembuluh darah di otak, dan terganggunya saraf otak belakang yang merupkan sumber sensitif kelumpuhan manusia. Itu terjadi, berawal dari sebuah kecelakaan, yang menimpa aku dan ayahku. Mobil yang dikendarai oleh ayahku menabrak mobil truk yang sedang melaju disamping kami pada malam itu. Untung saja kejadian itu, tidak merenggut nyawa kami. Benturan besar yang membuatku pingsan dan mengelurkan darah dari hidung dan telingaku. Saat itulah aku, tidak dapat sadarkan diri selama beberapa jam. Saat itu aku masih TK berumur sekitar 4 tahun. Ayahku kondisinya begitu parah, yaitu tangan tungkai kirinya patah, namun masih bisa diobati. Dan itu juga membuat beliau tidak dapat sadarkan diri. Kami berduapun dilarikan kerumah sakit.
Setelah beberapa hari dirumah sakit. Ayah sudah semakin membaik dan diapun berjalan menuju kamarku. Karena kamar kami terpisah. Saat itu aku masih berada di ruang UGD, namun aku sudah mulai sadar tapi badanku masih sangat lemah untuk bergerak. Ayah sambil tersenyum mendekatiku, dan mencium keningku.. "Maafkan ayah nak,..". Aku hanya bisa diam, karena aku tidak dapat berbuat apapun saat itu. Badanku dan semua anggota tubuhku masih belum dapat konpromi untuk bergerak. Wah, aku pikir aku akan lumpuh.
Semua keluarga sangat ramai, berkunjung.. dari tetanggaku, teman-teman kecilku..,.



Kamis, 03 Februari 2011

Artificial Intelligent.. (ESSAI Method human, math, and technology )


Would we as the human race want to produce an intelligence superior to our own ? If you think about it, in the long run we may need to just to survive.Think of the advantages for the first nation that produced an AI machine with an IQ 300, The AI machine could be given tasks such as improving the nation economy, cleaning up environment, ending pollution, developing military strategy, of course, designing still smarter machines than itself. It's possible that the next theory of the universe will not be put forth by a human but by a competent machine.

Why is the creating a superior intelligence so important ? Wouldn't humankind find the answers to all these vexing problem eventually ? Perhaps, The necessity of generating a superior AI is the best illustrated with a story. I once heard or read this story, I'm afraid , I don't remember the author and to him or her I aplogize. And if I have changed the story a bit in the retelling , I apologize for that also.

Ten chimpanzees are in a cage. The cage door is looked. The reason how to unlock the lock and open the cage door requires an intelligence quotient of approximately 90. Each chimp in the cage has been tasted, and each has IQ of about 60. Could the 10 chimps working together find a way to unlock the cage door ? The answer is NO! Intelligence is not accumulative. In real life the chimps remain caged.

In the real world, I have problemd involving global pollution, economics, diseases like cancer and AIDs, the general quest for longevity, and any and all facets of science research that can be subtituted for the lock on the cage door. The importance of generating superior AI becomes clearly apparent. The AI may be able to uncover keys to unlock these problems that until then will remain effectively hidden from us. So I don't believe this potential of superior artificial intelligence is being overlooked by the nations of the world.

Senin, 31 Januari 2011

Perjalanan Baru Seorang Sahabat


Sekarang dia bersama kemampuannya membuktikan bahwa dia juga lebih hebat dari saya. Setelah mendapatkan panggilan ke Jakarta, akhirnya dia berhasil merebut Beasiswa Study di Sidney. Walau hanya 6 Bulan, itu sudah sangat cukup untuk sementara katanya. Sangat senang... ya.. pastinya. Bagaimanapun juga dia dapat membanggakan kedua orang tuanya. Dan juga saya sebagai sahabatnya, juga sangat bahagia. Dia membuktikan janjinya kepada saya, "Kali ini kau ke Jepang, mas... tapi lain kali saya akan pergi juga" hehe. saya masih ingat katanya itu.
Benar seperti kata Albert "kemauan itu lebih besar kekuatannya dari pada hanya sebuah keinginan yang sia-sia". Dan dia telah mebuktikan teori itu, saya bangga kepadanya. Sahabat yang saling berbagi dan sahabat yang saling mengerti. Kami juga sadar kami sudah dewasa sekarang, apapun yang kami hadapi, harus kami pertanggung jawabkan. Satu hal yang dia tinggalkan kepada saya, yaitu sebuah kepercayaan.
Kepercayaan adalah suatu hal yang sangat istimewa menurut saya, selain ayah dan ibu saya, ternyata sekarang dia juga meniggalkan sebuah kepercayaan pada diri saya. Dengan itulah saya menghargai sekali hal itu. Dan saya akan menjaganya.
Mengingatkan lagi, bahwa sebuah kepercayaan, sangatlah mudah untuk dikatakan namun sangat sulit untuk dihayati pada awalnya. Apabila kita meyakininya pasti sebuah kepercayaan itu akan menjadi hal yang sangat berharga bagi semua orang.^-^