Malam itu di rumah sakit, ayah dengan tangannya yang masih terbabat dengan perban dan kayu penopang, ikut tidur dikamarku. Aku masih belum dapat bergerak sedikitpun. Dokterpun datang, beliau ternyata juga teman lama ayahku. Beliau adalah dokter organ, dan seorang lagi dokter saraf yang tak kalah tua dari dokter organ itu.he. Datang memeriksa keadaanku saat itu. Setelah beberapa menit berlalu akhirnya laporan lab dan hasil periksa awal dari dokter pun keluar. Ayahpun dan ibu dipanggil keruangan dokter. Tidak begitu lama, mereka kembali dengan didampingi dokter dan perawat. Aku lihat wajah ayah begitu sayu dan mata beliau berkaca-kaca. "Maafkan ayah nak, ayah minta maaf.. semuanya salah ayah..," ayahku datang dan lansung memelukku. Ibu yang berdiri dibelakang, hanya menangis kecil sambil memeluk tante yang ada disampingnya saat itu. Aku hanya diam, dan bingung dengan apa yang terjadi. Malam itu, Apa yang dikabarkan dokter , pada kedua orang tuaku..? Apa ini tentang keadaaku, ya.. bagaimana keadaanku..?
Hampir 1 minggu aku berbaring, ditempat tidur, Namun, syukurlah aku sudah mulai dapat berbicara. Perlahan-lahan badanku yang dulunya masih lemah, sudah dapat digerakkan. Aku mulai berlatih melambai, aku merasa sepeti orang lumpuh saja, Dan setelah itu kakipun mulai berlatih bergerak dan berjalan. Selama 1 bulan aku, harus berada dirumah sakit, dan satu bulan latihan bergerak dirumah. Sampai akhirnya aku, dapat kembali bergerak dengan normal. Aku bisa berlari, bermaind dengan teman-teman lagi. Dan itu sangat menyenangkan.
Suatu malam, kau teringat. Ayah dan ibu belum menjawab pertanyaanku dulu, sejak berada dirumah sakit. Saat makan malam, akupun menanyakan hal itu kembali. Makan malam yang seblumnya asyik mendengar cerita ayah tentang pekerjaannya, Tiba-tiba saja terdiam sunyi, setelah aku bertanya tentang hal itu. Ayah hanya diam, dan terus makan. Dengan cepat beliau menyelesaikan makannya. Aku menjadi bingung kembali, karena tidak ada menjawab pertanyaanku itu. Lalu ibu berkata "dit, habiskan makanmu dulu,, lalu cuci tangan nanti mama ceritakan". "Iya mam" jawabku.
Ternyata ayah sudah berganti pakaian, "Dit, ayo ikut abah jalan, malan ini abah gak ada kerjaan..",. Aku pun menurut. Dari balik dapur, sambil mencuci pring sehabis mkan, ibu melihat kami berdua berjalan menuju pintu. "Jangan pulang kemalaman ya,bah.". "Iya, ma" sahut ayah. Hanya berjalan kaki, karena rumah kami tidak jauh dari tempat-tempat penting dikotaku, seperti pasar,cafe, taman,.
Ayah mengajakku ketaman bermain, dengan membelikan aku es krim coklat, yang sangat aku sukai., Kami duduk dibangku taman. dan aku duduk di samping ayah. Sambil menonton orang-orang yang lagi foto dan bermain dengan keaksihnya, anak-anaknya ditaman itu. Aku duduk sambil mengayunkan kakiku, yang masih kecil, karena aku masih kecil.he Ayah, menunjuk kelangit "Nak, coba lihat itu bintang apa ?.." seperti yng biasa ayah lakukan dibelakang rumah dipondokan kecil yang kami bangun berdua. "Hmm, itu cancer kan, bah. Ada tiga bintang kecil yang membuat satu garis." itu yang dulu pernah ayah katakan padaku dan malam itu aku menirunya. he "Wah, pinter kau nak,.". "Dengar baik-baik ya, ayah ingin jawab pertanyaanmu tadi waktu makan malam". Padahal aku lupa, tentang pernyataan, saat itu. "iya, bah..". "Ayah, yakin anak ayah ini pasti orang yang paliiing kuat didunia, orang paling hebaaaat, didunia ini nantinya, ya..". Aku hanya memangdang ayah dengan kebingungan. "Terus, kemarin dokter bilang dengan ayah, kalau kepala didit ada terbentur dan itu penyebabkan ada serangan dari penyakit nantinya, jadi anak ayah, harus jaga kepalanya baik-baik ya.." Ayah menjelaskannya sambil, melambai-lambaikan tangannya, untuk menggambarkan apa yang dia jelaskan agar aku mengerti. "Serangan, bah,,?". "Iya, serangan pasukan penyakit yang bisa membuat didit sakit, jadi didit harus menyiapkan senjata sekarang, ayah juga akan bantu. ya.." Jelas ayah dengan matanya yang berkaca-kaca. "mmmm.. iya yah" jawabku, walaupun hanya sedikit yang kupaham saat itu tentang penjelasan ayah. Tiba-tiba ayah mengalihkan pembicaraan, beliau lalu bercerita tentang orang yang selalu senyum itu akan selalu sehat dan makna bintang cancer itu. Itu adalah bintangku ternyata..,he
Tak terasa hampir jam 10 malam kami berduduk di taman, aku sempat berbaring karena sudah mengantuk. AKhirnya ayah membawaku untuk pulang kerumah. Sesampai dirumah, kulihat ibu masih didepan televisi, kulihat mata ibu memerah. Tapi karena kau ngantuk sekali, jadi aku langsung saja beranjak kekamar. Sebelum tidur, ibu datang kekamar. Dan seperti biasa,,, satu cerita lagi sebelum itdur, Tapi ternyata ibu tidak bercerita malam ini. "TIDur ya, nak.".. Namun, ternyata ayah, yg akan memberikan cerita kepadaku.Ayah bercerita tentang hantu,, dan hewan-hewan yang bisa bicara, itu lah yang tidak aku suka kalau ayah bercerita.. ya.. cerita hantu...he, Mata ku mulai sangat mengantuk, dan sambil terpejam,ayah yang sudah selesai bercerita, mencium keningku, aku padahal masih sadar saat itu. "Maaf ayah nak, karna ayah kamu hars mengalami hal ini., "kata ayah didekatku. Mata ku sambil mengintip ayah, ternyata ayah menangis. Lalu dia beranjak keluar kamarku, dan mematikan lamputerang dan diganti dengan lampu tidur yang berbentuk kodok hijau. Akupun tertidur, walaupuntidak bertanya apapun, karna dulu aku tidak terlalu mengerti.
Hampir 1 minggu aku berbaring, ditempat tidur, Namun, syukurlah aku sudah mulai dapat berbicara. Perlahan-lahan badanku yang dulunya masih lemah, sudah dapat digerakkan. Aku mulai berlatih melambai, aku merasa sepeti orang lumpuh saja, Dan setelah itu kakipun mulai berlatih bergerak dan berjalan. Selama 1 bulan aku, harus berada dirumah sakit, dan satu bulan latihan bergerak dirumah. Sampai akhirnya aku, dapat kembali bergerak dengan normal. Aku bisa berlari, bermaind dengan teman-teman lagi. Dan itu sangat menyenangkan.
Suatu malam, kau teringat. Ayah dan ibu belum menjawab pertanyaanku dulu, sejak berada dirumah sakit. Saat makan malam, akupun menanyakan hal itu kembali. Makan malam yang seblumnya asyik mendengar cerita ayah tentang pekerjaannya, Tiba-tiba saja terdiam sunyi, setelah aku bertanya tentang hal itu. Ayah hanya diam, dan terus makan. Dengan cepat beliau menyelesaikan makannya. Aku menjadi bingung kembali, karena tidak ada menjawab pertanyaanku itu. Lalu ibu berkata "dit, habiskan makanmu dulu,, lalu cuci tangan nanti mama ceritakan". "Iya mam" jawabku.
Ternyata ayah sudah berganti pakaian, "Dit, ayo ikut abah jalan, malan ini abah gak ada kerjaan..",. Aku pun menurut. Dari balik dapur, sambil mencuci pring sehabis mkan, ibu melihat kami berdua berjalan menuju pintu. "Jangan pulang kemalaman ya,bah.". "Iya, ma" sahut ayah. Hanya berjalan kaki, karena rumah kami tidak jauh dari tempat-tempat penting dikotaku, seperti pasar,cafe, taman,.
Ayah mengajakku ketaman bermain, dengan membelikan aku es krim coklat, yang sangat aku sukai., Kami duduk dibangku taman. dan aku duduk di samping ayah. Sambil menonton orang-orang yang lagi foto dan bermain dengan keaksihnya, anak-anaknya ditaman itu. Aku duduk sambil mengayunkan kakiku, yang masih kecil, karena aku masih kecil.he Ayah, menunjuk kelangit "Nak, coba lihat itu bintang apa ?.." seperti yng biasa ayah lakukan dibelakang rumah dipondokan kecil yang kami bangun berdua. "Hmm, itu cancer kan, bah. Ada tiga bintang kecil yang membuat satu garis." itu yang dulu pernah ayah katakan padaku dan malam itu aku menirunya. he "Wah, pinter kau nak,.". "Dengar baik-baik ya, ayah ingin jawab pertanyaanmu tadi waktu makan malam". Padahal aku lupa, tentang pernyataan, saat itu. "iya, bah..". "Ayah, yakin anak ayah ini pasti orang yang paliiing kuat didunia, orang paling hebaaaat, didunia ini nantinya, ya..". Aku hanya memangdang ayah dengan kebingungan. "Terus, kemarin dokter bilang dengan ayah, kalau kepala didit ada terbentur dan itu penyebabkan ada serangan dari penyakit nantinya, jadi anak ayah, harus jaga kepalanya baik-baik ya.." Ayah menjelaskannya sambil, melambai-lambaikan tangannya, untuk menggambarkan apa yang dia jelaskan agar aku mengerti. "Serangan, bah,,?". "Iya, serangan pasukan penyakit yang bisa membuat didit sakit, jadi didit harus menyiapkan senjata sekarang, ayah juga akan bantu. ya.." Jelas ayah dengan matanya yang berkaca-kaca. "mmmm.. iya yah" jawabku, walaupun hanya sedikit yang kupaham saat itu tentang penjelasan ayah. Tiba-tiba ayah mengalihkan pembicaraan, beliau lalu bercerita tentang orang yang selalu senyum itu akan selalu sehat dan makna bintang cancer itu. Itu adalah bintangku ternyata..,he
Tak terasa hampir jam 10 malam kami berduduk di taman, aku sempat berbaring karena sudah mengantuk. AKhirnya ayah membawaku untuk pulang kerumah. Sesampai dirumah, kulihat ibu masih didepan televisi, kulihat mata ibu memerah. Tapi karena kau ngantuk sekali, jadi aku langsung saja beranjak kekamar. Sebelum tidur, ibu datang kekamar. Dan seperti biasa,,, satu cerita lagi sebelum itdur, Tapi ternyata ibu tidak bercerita malam ini. "TIDur ya, nak.".. Namun, ternyata ayah, yg akan memberikan cerita kepadaku.Ayah bercerita tentang hantu,, dan hewan-hewan yang bisa bicara, itu lah yang tidak aku suka kalau ayah bercerita.. ya.. cerita hantu...he, Mata ku mulai sangat mengantuk, dan sambil terpejam,ayah yang sudah selesai bercerita, mencium keningku, aku padahal masih sadar saat itu. "Maaf ayah nak, karna ayah kamu hars mengalami hal ini., "kata ayah didekatku. Mata ku sambil mengintip ayah, ternyata ayah menangis. Lalu dia beranjak keluar kamarku, dan mematikan lamputerang dan diganti dengan lampu tidur yang berbentuk kodok hijau. Akupun tertidur, walaupuntidak bertanya apapun, karna dulu aku tidak terlalu mengerti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar